Minggu, 12 Juni 2016

Pandangan Hidup di Indonesia dan di Korea Selatan


A. PANDANGAN HIDUP DI INDONESIA

Perbedaan budaya dan etnis penduduk Indonesia sangat besar. Hal ini terjadi karena banyaknya suku bangsa yang mendiami pulau-pulau di Indonesia. Kelompok-kelompok penduduk yang saling berbeda ini memiliki keistimewaan masing-masing yang sekaligus menjadi ciri khas daerah regional tersebut.
Masing-masing suku juga  memiliki kebanggaan, kelemahan, nilai-nilai  dan norma-norma. Semua ini dapat terlihat dalam kebiasaan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-harinya. Tentunya di antara perbedaan itu juga ada kesamaan, karena pada dasarnya mereka berasal dari satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.

Berikut adalah prinsip-prinsip kehidupan penduduk di Indonesia secara umum :

1. Terima Nasib
Biasanya faktor nasib dalam kehidupan  akan muncul di permukaan, bila sesuatu yang tidak  menyenangkan terjadi pada seseorang. Dalam hal ini sikap yang akan diambil oleh yang bersangkutan adalah:” Ya, sudahlah. Terima saja nasibmu. Itu sudah takdir dalam kehidupanmu”.
 Sikap menerima, terjadi karena menyadari adanya faktor nasib tersebut. Misalnya seseorang yang diperlakukan dengan tidak adil. Dia tidak akan memberontak tetapi pada akhirnya akan mengembalikan semuanya pada adanya faktor nasib. Walaupun sangatlah mungkin bahwa sebelum seseorang mengambil keputusan tersebut, dia sebelumnya telah  beberapa kali berusaha untuk memperbaikinya/ memperjuangkannya, tetapi gagal karena faktor-faktor yang ada di luar jangkauannya.


2. Hirarki
Seseorang yang dapat menerima adanya factor nasib akan mudah menerima adanya faktor hirarki dalam kehidupannya.  Suatu ketidaksamaan adalah hal yang biasa. Suatu pekerjaan yang fungsinya “mengerjakan”sesuatu untuk orang lain dalam hal ini bukanlah dianggap sebagai hal yang merendahkan diri. Jadi pekerjaan semacam supir, koki, baby sitter,  bukanlah pekerjaan yang hina.
Pekerjaan yang harus disyukuri karena mungkin memang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sudah menjadi nasibnya. Untuk dapat menimbulkan rasa bersyukur atas apa yang dimilikinya, biasanya sejak kecil telah diajari  untuk tidak selalu melihat “ke atas”, tetapi sering-sering melihat “ke bawah”.

3. Rasa Hormat dan Menghormati
Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah Negara yang penduduknya sangat menghargai  norma-norma dan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-harinya. Di Indonesia kehormatan adalah salah satu  hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-harinya. Bila kehormatan seseorang dilanggar maka dia akan menjadi malu. Dan karena rasa malu ini bisa menyebabkan dia menjadi mata gelap.
Salah satu contoh yang jelas adalah, betapa tersinggung dan malunya seorang warga Bugis yang dalam tidurnya kentut kecil tetapi entah karena bunyinya yang terdengar aneh atau karena hal yang lain, yang hadir dan mendengarnya semuanya tertawa… Akibatnya dia mengambil parangnya dan dengan membabi buta menusuk  dan melukai beberapa yang hadir.
Banyak di antara kita yang sangat peka terhadap celaan/teguran. Terutama bila dilakukan di depan orang banyak. Juga bila teguran itu dilakukan di depan orang banyak pada siapa dia sesungguhnya sangat menggantungkan rasa hormatnya.Untuk menghindari bahwa seseorang akan merasa dipermalukan maka orang berusaha untuk  tidak menghina dan tidak membuat marah serta menyakiti hati orang lain.

4. Halus
Suatu sikap yang halus sebetulnya juga berhubungan erat dengan olah batiniah dan latar belakang social ekonomi serta pendidikan seseorang. Dengan melalui olah batin ini,  akan mudah dicapai suatu sikap hidup yang lembut misalnya:  Lembut berbicara, tidak terlalu mengumbar kata, menghindari rasa cepat marah, sopan santun pada sesamanya dan tidak kasar dalam berkata dan bertindak. Belajar mengendalikan diri dan hidup dengan dasar “relativering” sangat mendukung prinsip dan sikap hidup yang halus.
Keadaan lingkungan sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi kebiasaan kehidupannya. Juga pendidikan memberikan sumbangan dalam cara berpikir dan berperilaku pada seseorang.
Seseorang yang tidak terlalu banyak bicara di Indonesia, bukanlah hal yang aneh. Justru dengan sikapnya itu kita bisa melihat sifat bijaksana yang dimilikinya. Misalnya, seseorang tidak perlu menggunakan kata-kata kasar, atau mencaci buta dan membentak-bentak orang lain untuk menyatakan ketidak setujuannya.

5. Anti-Individualisme
Sebetulnya setiap orang Indonesia merasa dirinya menjadi anggota dari suatu kelompok tertentu. Sangat mustahil kalau seseorang tidak membutuhkan kehadiran orang lain.
Kelompok yang terpenting dalam hal ini adalah: Keluarga. Siapa yang kehilangan rasa hormatnya entah karena kesalahan sendiri atau karena kesalahan orang lain, akan mempermalukan seluruh anggota keluarga yang bersangkutan. Misalnya, kasus perceraian. Keluarga menjadi marah besar karena khawatir bahwa perceraian itu akan menghancurkan nama baik keluarga, atau karena perceraian itu akan merusak status keluarga dalam kehidupan kemasyarakatannya.

6. Harmoni
Prinsip hidup orang Indonesia jelas mengikuti model keharmonisan/keselarasan. Dengan prinsip ini orang biasanya berusaha untuk menghindari setiap konfrontasi yang timbul.  Berbagai cara dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya perselisihan. Biasanya sentilan atau teguran tidak dilakukan didepan orang banyak dan disampaikan secara subtil.
Dalam berkomunikasi hampir selalu digunakan sistem yang indirect dan implicit. Konteks pembicaraan lebih penting daripada yang diucapkan. Dalam pembicaraan banyak sekali hal yang harus diinterpretasikan, di baca dan di dengar dari hal-hal yang tidak diucapkan.



B. PANDANGAN HIDUP DI KOREA SELATAN 
 Korea Selatan adalah negara yang menjunjung sopan santun dan kedisiplinannya. Berikut ini adalah beberapa prinsip hidup masyarakat korea pada umumnya :

1. Fokus
Orang Korea Selatan begitu fokus. Pada saat bekerja, mereka akan bersungguh-sungguh dan pada saat tiba waktu untuk berlibur, mereka memanfaatkan waktu berlibur mereka agar dapat memulihkan energi dan semangat yang nantinya akan kembali optimal pada saat bekerja
 

2. Totalitas 
Dalam mengerjakan apapun mereka memegang teguh totalitas yang tinggi. Ini bisa dilihat dalam dunia hiburan di Korea Selatan seperti Drama Korea yang bisa Go Internasional karena dikerjakan dengan penuh totalitas, tidak main-main, dan tidak asal rating, seperti sinetron-sinetron di Indonesia.

3. Disiplin
Korea Selatan memiliki kedisiplinan yang luar biasa. Ini dibuktikan dengan banyaknya penduduk Korea Selatan yang bergelar Doktor dan Professor, bahkan hingga tertinggi di dunia. Mereka sadar betul bahwa pendidikan adalah salah satu investasi terbaik masa depan.

4. Gigih
Korea memiliki kegigihan yang luar biasa dalam berusaha dan tak kenal lelah membangun negara dan bangsanya keluar dari keterpurukan menjadi negara yang sangat maju di dunia.

Orang KorSel sudah biasa bekerja 14 – 18 jam sehari, 94 – 126 jam seminggu.Orang KorSel dikenal sebagai bangsa yang memiliki etos kerja yang sangat tinggi. Bagi mereka waktu bukan hanya uang, emas, ataupun pedang, waktu adalah kehidupan itu sendiri.
 

5. Bersatu Padu 
Sikap orang KorSel pada saat krisis adalah bersatu padu. Saat terjadi krisis, orang korsel melakukan gerakan mengumpulkan emas sehingga hanya dalam waktu 3 tahun sudah mampu membayar utangnya pada International Military Found (IMF). Kemudian saat Jepang ingin menduduki KorSel, semua laki-laki di KorSel bersatu menolak rokok dan mengumpulkan uang untuk membayar utang kerajaan, walaupun berakhir dengan kegagalan.
Nah ini berlaku pada etos kerja yang didisiplinkan pemerintah berdasarkan ajaran Konfusius . Konfusianisme didasarkan pada keyakinan bahwa orang perlu bekerja untuk kebaikan kelompok dan bangsa. Ini mengimplikasikan pandangan bahwa kebutuhan, ambisi, dan kekhawatiran pribadi menjadi kurang penting. Filsafat ini sangat memengaruhi dan telah bekerja dengan baik dalam bisnis di Korea Selatan.
Semangat kerja sebagai tim dan loyalitas pekerja sangat berperan dalam meningkatkan kinerja ekonomi negara tersebut.



6. Takut dan Hormat Pada Aturan
Jika kita memiliki banyak kemacetan lalulintas, maka lain halnya dengan korea yang hampir tidak ada kemacetan, walaupun padat kendaraan secara keseluruhan bisa dibilang relatif lancar. Namun ada kejadian unik, di kota lain yang jumlah kendaraannya sangat jarang, saat lampu merah menyala mobil yang hanya ada satu, dikarenakan kota yang sepi, saat itu berhenti. Padahal tidak ada orang yang menyebrang dan tidak ada kendaraan lain, polisi pun tidak ada. Dan tidak hanya saat itu saja, hampir semua seperti itu di korea selatan. Walau ada saja beberapa yang menerobos, namun hanya sebagian kecil dan sangat jarang.
Dalam dunia bekerja pun mereka begitu, sangat taat pada aturan.

7. Terkenal Sopan Santun
Terkenal Santun Tentunya tradisi ini akan memudahkan kita dalam berkomunikasi, karena mereka sangat mengedepankan etika dan sopan santun. Hal ini sangat terlihat di kehidupan mereka diantaranya :
(1) jika berhadapan dengan pimpinan atau orang yang dihormati, mereka akan memberikan salam dengan baik dengan posisi tubuh membungkuk 45 derajat,
(2) jika menerima atau memberikan sesuatu pada orang lain mereka selalu menggunakan kedua tangan,
(3) Selalu mengucapkan terimakasih saat menerima bantuan meskipun itu hal kecil, (4) selalu membiasakan diri memberi salam, selamat datang, selamat tinggal, selamat bekerja,
(5) segera meminta maaf jika melakukan kesalahan dengan tanpa banyak alasan,
(6) membiasakan antri dan tidak membuat keributan,
(7) tidak merokok di lokasi umum seperti di Bus, mobil, taxi, kantor dan lain-lain,
(8) saling membantu antara senior dan junior.








REFERENSI :


http://baltyra.com/2011/03/09/prinsip-prinsip-kehidupan-masyarakat-indonesia/


http://universitastanpabatas.blogspot.co.id/2014/01/uniknya-sifat-dan-watak-orang-orang.html


http://ghinamee.blogspot.co.id/2011/12/kebiasaan-orang-korea-nich.html


http://hanisatomizawa.blogspot.co.id/2013/11/fakta-sikap-sikap-orang-korea.html















Kemiskinan di Indonesia




A.   Definisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.

B.     Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi.
Secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah kemiskinan, diantaranya adalah sebagai berikut:

·         Rendahnya Tingkat Pendidikan        
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini
terjadi karena individu tersebut tidak memiliki pengetahuan, pendidikan, dan keterampilan yang memadai yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan menaikkan taraf hidup individu tersebut serta mampu memenuhi kebutuhannya.

·         Kurangnya Kreativitas Individu        
Jika seseorang dapat menggunakan kre
ativitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.

·         Tingkat Kelahiran yang Tinggi
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin.

·         Pengaruh Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.


·         Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, sehingga kurang adanya kemauan dan usaha untuk mengubah keadaannya.

C.      Dampak Kemiskinan

Masalah kemiskinan akan menimbulkan dampak yang dapat terjadi yaitu :

·         Meningkatnya Tingkat Kriminalitas
Kriminalitas disini yang sering terjadi antara lain adalah pencurian, pencopetan, perampokan, dan lain-lain. Alasan mereka melakukan hal itu adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena mereka tidak mempunyai penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya. Seseorang cenderung melakukan apa saja jika terdesak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu dengan cara halal maupun tidak. Sehingga tingkat kriminalitas semakin meningkat.

·         Menyebabkan Tingkat Kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Semakin Rendah
Hal ini terjadi karena masyarakat miskin cenderung kesulitan pula dalam memenuhi kebutuhan makan mereka. Sehingga kandungan gizi yang ada pada makanan yang biasa dikonsumsiny setiap hari kurang, atau bahkan sudah tidak layak konsumsi. Akibatnya, kesehatan mereka terganggu dan tingkat kesehatannya semakin menurun.
Sementara tingkat SDM atau pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat miskin yang semakin menurun, dapat disebabkan karena mereka sulit untuk bersekolah atau menyekolah anak mereka (sebagai orang tua), sehingga pendidikan mereka pun tidak jauh berbeda dengan orang tua mereka.
Padahal pemerintah juga telah banyak menetapkan peraturan dan program-program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan agar masyarakat miskin masih tetap bisa bersekolah atau menerima pendidikan hingga di Perguruan Tinggi sekalipun. Namun mungkin semua itu tetap terjadi karena beberapa di antara bantuan yang diberikan kepada masyarakat miskin tidak tepat sasaran. 



D.    Cara Mengatasi Masalah Kemiskinan

Pemerintah sebenarnya sudah berusaha mengentaskan kemiskinan yang senantiasa terjadi, khususnya di Indonesia yang termasuk negara berkembang. Namun masalah ini tak kunjung usai, masih saja melanda sebagian besar masyarakat. Entah karena faktor masyarakat atau individunya ataupun pemerintahnya. Namun sejauh ini, diketahui kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerja dan kemauan untuk lebih majunya rendah bahkan tidak ada, kebanyakan mempunyai sifat pemalas dan hanya mau terima jadi tanpa mau berusaha.

Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi pengarahan dan pembekalan atau keterampilan tertentu untuk masyarakat miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat diminimalisir dan berkurang. 



REFERENSI :